Senin, 05 Maret 2012

Bunga Rosella

Bungga Rosella

Pernahkah kamu mendengar nama bungga rosella?
Hmmmmm jujur , tak pernah menyangka bahwa rassanya enak asem-asem sedikit dan menyegarkan.
Bukan maksud mengalahkan (Alm) artis Susana...atau mau menyaingi Julia Perez yang makan bunga, tapi karena bunga ini sungguh menyimpan banyak khasiat itu saja alasan mengkonsumsinya . Pasca Ibuku keluar dari RS. Sudarso Pontianak hampir 2 tahun lalu akibat serangan stroke, bungga ini kerap kali menjadi santapan ibuku, hmmmmmm setelah ku caba rasanya......grrrrrrrrr.....kecuuuuuuuuuuuttttt. Tapi setelah di buat sirup atau dikeringkan menjadi teh, wahhhhhhhh bukan main rasanya. Sejak saat itu, setiap jalan-jalan ternyata kerap kali ketemu dengan tanaman ini, hanya saja kebanyakan tidak terawat dengan baik. Mungkin karena mudah tumbuh atau sebagian besar tidak mengetahui manfaatnya. Rosella” ( Hisbiscus sabdariffa) merupakan jenis bunga yang banyak kita jumpai. Berikut Klasifikasinya :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus: Hibiscus
Spesies: Hibiscus sabdariffa L.

Rossella adalah tanaman yang meiliki bayak kandungan bermanfaat yaitu  vitamin C, vitamin D, B1 dan B2 pada setiap 100 gramnya. Teh rosella sendiri mengandung kalsium yang begitu tinggi sekitar 486 mg / 100 gr. Selain itu juga mengandung Magnesium, Omega 3 , Vitamin A, Iron, Potasium, Beta Caroteen & Asam Esensial.

 Berdasarkan Sumber: http://tehmerahrosella.wordpress.com/2008/08/14/rosella-bunga-wangi-kaya-manfaat
 Berikut adalah manfaatnya

MANFAAT ROSELLA
1. Sebagai Anti Oksidan
Di Indonesia, penelitian tentang uji komponen zat gizi dan aktifitas anti oksidan pada kelopak bunga rosella pernah diteliti oleh Ir. Didah Nurfaridah di tahun 2005, dalam penelitiannya , staf pengajar departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi pertanian, Institut Pertanian Bogor, menemukan bahwa kadar anti oksidan dalam kelopak bunga rosella kering jauh lebih tinggi dibanding dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunnga rosella meliputi gossypetin, anthosianin, dan glucoside hibiscin.
Kadar anti oksidan yang tinggi pada kelopak rosella dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang banyak ditemui saat ini banyak disebabkan oleh paparan radikal bebas yangn berlebihan. Diantaranya kerusakan ginjal,, diabetes, mellitus, jantung koroner, hingga kanker. Selain itu, radikal bebas juga dapat menyebabkan proses penuaan dini.
Semakin pekat warna merah pada kelopak bunga rosella, rasanya akan semakin asam dan kandungan anthosianin (sebagai anti oksidan) semakin tinggi. Sayangnya kadar anti oksidan tersebut menjadi berkurang bila mengalami proses pemanasan dan pengeringan (dengan oven). Kadar anti oksidan tersebut berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk kering.

2. Anti Kanker
Dengan adanya anti oksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti sel dapat di hilangkan. Itu sebabnya rosella memiliki efek anti kanker.
Hasil penelitian Hui-Hsuan lin dari Institute Of Biochemistry dan Biotechnology, Chung San Medical University, Taichung, Taiwan. Membuktikan bahwa rosella bersifat anti kanker lambung. Penelitiannya menemukan anti oksidan rosella membunuh sel kanker dengan metode sitotoksis dan apoptosis.
Penelitian lain yang dilakukan oleh DE-Xing Hou di Jepang, seorang peneliti dari Department of Biochemical Science Ang Technology, Faculty Of Agricultur, Kagoshima University, Jepang, menemukan bahwa delphidin 3-sambubioside, antioksidan rosella ampuh mengatasi kanker darah alias leukemia. Cara kerjanya dengan menghambat terjadinya kehilangan membrane mitokondria dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke setosol.

3. Anti Hipertensi
Mauren Williams, ND, seorang Dokter naturopathy dari Bastyr University di Seattle, Amerika Serikat, telah melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi ringan hingga sedang yang berada dalam kondisi sehat dan tidak melakukan pengobatan apapun sejak sebulan sebelum penelitian dilakukan. Secara acak, sebagian orang diminta untuk mengkonsumsi the rosella sebanyak 1 liter sebelum sarapan pagi, sebagian lagi mengkonsumsi 25 mg obat anti hipertensi. Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolic berkurang hingga sepuluh angka untuk 79 % orang yang mengkonsumsi rosella dan 84 % untuk orang yang mengkonsumsi obat antihipertensi.

4. Penjaga Hati
Chau-Jung Wang dari Institute Of Biochemistry and Biotechnology, College Of Medicine, Chung San Medical University, Taichung Taiwan, menemukan khasiat lain rosella. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak rosella dapat mellindungi liver tikus. Setelah diberi 1-5 % rosella selama 9 minggu, kerusakan hati seperti steasis dan fibrosis turun. Metode kerjanya dengan cara menurunkan aspartate aminotransferase (ALT), memperbaiki jumlah glutathione yang berkurang, serta menghambat peningkatan jumlah perosida lemak akibat injeksi penyakit hati.

5. Mencegah Osteoporosis
Zat terpenting dalam rosella yang berperan mencegah osteoporosis adalah kalsium. Kandungan kalsium dalam rosella cukup tinggi yaitu 486 mg/100 gr. Fungsi utama kalsium adalah mengisi kepadatan (densitas) tulang. Kalsium di dalam tulang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat penyimpanan kalsium. Pada tahap awal pertumbuhan janin, dibentuk matriks sebagai cikal bakal tulang tubuh. Kemudian matriks tersebut semakin menguat melalui proses kalsifikasi yaitu terbentuknya kristal mineral. Kalsium dan fosfor merupakan unsur utama dalam struktur tersebut, sehingga keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup terdapat dalam cairan yang mengelilingi matriks tulang.

6. Manfaat lain Bunga Rosella
Manfaat lain dari bunga rosella yaitu sebgai laksative dan diuretik alami, yang dapat menjaga kesehatan ginjal, menurunkan tekanan darah, mengurangi gejala batuk yang disertai dengan dahak, juga menyegarkan dan menghilangkan dahaga. Selain diolah menjadi teh, selai, jeli dan sirup, rosella dapat juga diolah menjadi minuman segar yang pembuatannya sangat mudah

Nah banyak sekali kan manfaatnya, buat teman-teman yang mau lihat langsung tanaman rosella ini, yuk kerumahku !

Minggu, 04 Maret 2012

Prospek Gaharu kedepan

Pendahuluan

Setelah menghilang dari blog ini, ternyata blog ini penuh dengan rumah serangga hehehehe menyeramkan. Oke kali ini blog ini akan membahas mengenai tanaman gaharu. Gaharu adalah tanaman yang saat ini banyak dibicarakan masyarakat Indonesia. Indonesia belajar dari negara Thailan, lahannya yang tidak seluas Indonesia mampu menghasilkan tanaman gaharu yang berkualitas. Buat yang mau tahu ini dia tanaman gaharu, yang mau lihat langsung, yuk kia ke kebun gaharu....ada yang mau ikut ?

Gaharu
 
Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A. malaccensis. Biasanya resin tersebut disebut damar memiliki kandungan yang wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati.
Gaharu dihasilkan tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka pada tanaman berkayu dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian. Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen. Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain. Namun, apabila mikroba yang menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistempertahanan tanaman maka gaharu tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk. Ciri-ciri bagian tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman.Senyawa gaharu dapat menghasilkan aroma yang harum karena mengandung senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol. Untuk kepentingan komersil, masyarakat mengebor batang tanaman penghasil gaharu dan memasukkan inokulum cendawan ke dalamnya. Setiap spesies pohon penghasil gaharu memiliki mikroba spesifik untuk menginduksi penghasilan gaharu dalam jumlah yang besar. Beberapa contoh cendawan yang dapat digunakan sebagai inokulum adalah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp.

Keharuman yang khas Gaharu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan dan abu gaharu.
1. Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
2. Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
3. Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.

Gaharu sering digunakan untuk mengharumkan tubuh dengan cara pembakaran (fumigasi) dan pada upacara ritual keagamaan. Gaharu dengan naloewood”, merupakan substansi aromatik (aromatic resin) berupa gumpalan atau padatan berwarna coklat muda sampai coklat kehitaman yang terbentuk pada lapisan dalam dari kayu tertentu yang sudah dikenal sejak abad ke-7 di wilayah Assam India yang berasal dari jenis Aqularia agaloccha rotb, digunakan terbatas sebagai bahan pengharum dengan melalui cara fumigasi (pembakaran). Namun, saat ini diketahui gaharupun dapat diperoleh dari jenis tumbuhan lain famili Thymeleaceae, Leguminaceae, dan Euphorbiaceae yang dapat dijumpai di wilayah hutan Cina, daratan Indochina (Myanmar dan Thailand), malay Peninsula (Malaysia, Bruinai Darussalam, dasn Filipina), serta Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, maluku, Mataram dan beberapa daerah lainnya).
Dari hasil analisis kimia di laboratorium, gaharu memiliki enam komponen utama yaitu furanoid sesquiterpene diantaranya berupa a-agarofuran, b-agarofuran dan agarospirol. Selain furanoid sesquiterpene, gaharu yang dihasilkan dari jenis Aquilaria malaccensis asal Kalimantan pun ditemukan pokok minyak gaharu yang berupa cbromone. Cbromone ini menghasilkan bau yang sangat harum dari gaharu apabila dibakar. Sementara itu komponen minyak atsiri yang dikeluarkan gaharu berupa sequiterpenoida, eudesmana, dan valencana.

Gaharu adalah salah satu komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) komersial yang bernilai jual tinggi. Bentuk produk gaharu merupakan hasil alami dari kawasan hutan yang dapat berupa cacahan, gumpalan atau bubuk. Nilai komersial gaharu sangat ditentukan oleh keharuman yang dapat diketahui melalui warna serta aroma kayu bila dibakar. Selain dalam bentuk bahan mentah berupa serpihan kayu, saat ini melalui proses penyulingan dapat diperoleh minyak atsiri gaharu yang juga bernilai jual tinggi. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda. Disamping itu, gaharu pun mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Makanya dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh Negara-negara lain khususnya masyarakat Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea, dan Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan relijius gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Islam, Budha, dan Hindu. Gaharu adalah bahan aromatik termahal di dunia.

Prospek Gaharu di Indonesia
Di Indonesia gaharu mulai dikenal sejak tahun 1200-an yang ditunjukkan oleh adanya pertukaran (barter) perdagangan antara masyarakat “Palembang dan Pontianak” dengan masyarakat Kwang Tung di daratan China. Gaharu (Aquilaria spp.) merupakan komoditas langka Indonesia. Beberapa spesies gaharu komersial yang sudah mulai dibudidayakan adalah: Aquilaria malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana, A. hirta, A. filaria, dan Gyrinops verstegii serta A. crassna asal Kamboja. Gaharu adalah komoditas ekspor dan bernilai ekonomi yang sangat tinggi. Negara-negara pengimpor gaharu adalah kawasan Timur Tengah, Uni Emirat Arab, dan negara-negara asia lainnya seperti Jepang, Singapura, dan Taiwan. Mereka menggunakan gaharu untuk kebutuhan keagamaan sebagai dupa atau hio.

Kebutuhan akan ekspor gaharu di Indonesia semakin meningkat sampai tahun 2000. Namun, sejak saat itu hingga akhir tahun 2002 produksi gaharu semakin menurun dan rata-rata hanya mencapai sekitar 45 ton/tahun. Hal tersebut diduga disebabkan oleh intensitas pemungutan yang relatif tinggi khususnya dari jenis penghasil gaharu yang mempunyai kualitas dan nilai jual yang tinggi hingga tahun 2000 tanpa dibarengi adanya upaya pelestarian dan pembudidayaan. Sehingga mengakibatkan sangat minimnya tanaman yang dapat menghasilkan gaharu. Agar kesinambungan akan produksi gaharu di masa akan datang yang mempunyai kualitas dan nilai jual tinggi tetap terbina serta tidak tergantung pada hutan alam diperlukan adanya pembudidayaan yang optimal di beberapa daerah endemik dan disesuaikan dengan tempat tumbuh dari jenis penghasil gaharu tersebut.

Dengan memperhatikan kuota permintaan pasar akan komoditas gaharu yang terus meningkat maka pembudidayaan gaharu di tahun 2012 saat ini meningkat cukup tinggi dalam upaya untuk mempersiapkan era perdagangan bebas. Nama dagang lainnya adalah agarwood, heartwood, dan eaglewood. Gaharu memiliki nilai mulai dari 100.000 – 30 juta/kg tergantung asal spesies pohon dan kualitas gaharu, sedangkan minyak gaharu umumnya dijual dengan harga mulai dari 50.000-100.000/ml. Harga gaharu kualitas baik di tingkat konsumen di pasar internasional, sekitar US $ 5 sd. 15 per gram, (Rp 45.000,- sd. 135.000,-). Potensi gaharu sangat bagus untuk dijadikan komoditi bisnis.
Di Kalimantan Barat sendiri Pemerintah Daerah telah memberikan bibit secara gratis kepada para petani. Hal ini bertujuan meningkatkan taraf hidup para petani sendiri. Beberapa waktu terakhir (Maret 2012) diadakan pula seminar-seminar mengenai gahari di kota Singkawang Kalimantan Barat oleh para pengusaha lokal maupun asing, guna memfasilitasi penjualan gaharu dalam maupun luar negeri bagi para petani.
Di lihat dari tahun 2000, kuota permintaan pasar sekitar 300 ton/tahun. Namun hingga tahun 2002, yang baru bisa drealisasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar, hanya sekitar 10% - 20% saja. Khusus untuk jenis Aquilaria malaccensis yang mempunyai kualitas dan bernilai jual yang tinggi, usaha pembudidayaannya pun berpeluang menurunkan tingkat kelangkaan.

Potensi gaharu yang baik, menyebabkan tingginya keinginan untuk panen bahkan saat ini telah ada sistem suntikan untuk memunculkan gubal yang berbau harum dengan cepat. Gubal gaharu dan kemedangan dapat dilihat ketika panen dengan menebang pohon penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut
Asal Tanaman Gaharu
Aquilaria subintegra, asal Thailand
Aquilaria crassna asal Malaysia, Thailand, dan Kamboja
Aquilaria malaccensis, asal Malaysia, Thailand, dan India
Aquilaria apiculina, asal Filippina
Aquilaria baillonii, asal Thailand dan Kamboja
Aquilaria baneonsis, asal Vietnam
Aquilaria beccarain, asal Indonesia
Aquilaria brachyantha, asal Malaysia
Aquilaria cumingiana, asal Indonesia dan Malaysia
Aquilaria filaria, asal China
Aquilaria grandiflora, asal China
Aquilaria hilata, asal Indonesia dan Malaysia
Aquilaria khasiana, asal India
Aquilaria microcarpa, asal Indonesia Malaysia
Aquilaria rostrata, asal Malaysia
Aquilaria sinensis, asal Cina